Komitmen Nu Skin Berinovasi di Industri Kecantikan Dunia

Kendati diterpa pandemi Covid-19 di hampir semua bagian dunia, namun industri kosmetika tetap optimistis menatap masa depan. Vice President Global Product Research & Development Nu Skin Enterprises Dr. Helen Knaggs mengungkapkan potensi pasar untuk skincare baru saja dimulai. Dalam 4  tahun ke depan diproyeksikan akan mencapai US$17,8 miliar atau setara Rp255,75 triliun.

Nu Skin memimpin pasar dengan berbagai perangkat perawatan pribadi dan kecantikan yang inovatif dan manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat,” ungkap Helen secara virtual (9/3/2021). Nu Skin  berkomitmen untuk mengembangkan setiap perangkat kecantikan. Baru-baru ini contohnya Nu Skin meluncurkan  ageLOC Boost, terobosan beauty device yang menyandingkan teknologi arus mikro patent-pending dengan formula yang dirancang khusus untuk membantu mengungkap kulit cantik alami dengan tampilan yang cerah, lembap dan terlihat lebih muda.

Perawatan dua menit ini menggabungkan perangkat ageLOC Boost dan ageLOC Boost Activating Treatment untuk memberikan kesegaran pada kulit setiap penggunaan.  Perangkat ageLOC Boost mengirimkan variable pulse secara intermiten ke kulit delapan kali per detik. Denyut ini memiliki keseimbangan muatan, sehingga akan beralih dari positif ke negatif setiap 2,4 detik. AgeLOC Boost mempunyai sejumlah manfaat, di antaranya membantu kulit terlihat lebih cerah, lembab dan berkilau, menyamarkan tampilan noda hitam dan hiperpigmentasi, membantu meratakan warna kulit, menyamarkan tanda-tanda penuaan dini; serta menghidrasi dan membuat kulit terasa lebih lembut.

Helen memiliki gelar Sarjana di bidang biokimia dan farmakologi, serta gelar doktor dari Department of Biochemistry & Molecular Biology, University of Leeds, Inggris. “Visi saya adalah menggabungkan pengetahuan bidang biologi kulit ke dalam pengembangan produk-produk dan teknologi yang akan memberikan manfaat bagi konsumen secara luas. Bidang filosofi bahan kandungan dan sains terus berkemban. Saya sangat antusias untuk menemukan informasi terbaru guna mengembangkan produk-produk yang luar biasa bagi masalah kulit utama yang dihadapi orang saat ini,” jelas Helen.

Helen memiliki pengalaman lebih dari 25 tahun di bidang riset tentang kulit dan pengembangan produk. Tahun 2013, dia  mendapat penghargaan sebagai satu dari 30 Women to Watch oleh Majalah Utah Business, finalis Women Tech Award tahun 2015, dan baru-baru ini dinobatkan sebagai penerima Most Innovative Woman of the Year. Keahliannya dalam biologi kulit dan rambut melatari penerbitan berbagai publikasi dan paten. Dr. Helen kerap menjadi narasumber media terkait materi mengenai kesehatan kulit dan antiaging.

Sebagai Vice President untuk Nu Skin Global Research & Development, Helen bekerja sama secara intensif dengan Dewan Penasehat Ilmiah Nu Skin untuk mengidentifikasi riset dan tren terbaru dalam hal perawatan kulit bagi Nu Skin. Ia juga bertanggung jawab untuk pengembangan produk-produk personal care.

Sebelum bergabung dengan Nu Skin,  Helen bekerja di Unilever Amerika Serikat dan Asia.  Dia pernah bergabung sebagai ahli biokimia penelitian di Departemen Dermatologi di Leeds General Infirmary dan bertanggung jawab atas pekerjaan riset klinis dan lab, interpretasi hasil uji dan pelaporan data kepada perusahaan dan komunitas ilmiah.

Komitmen Nu Skin Berinovasi di Industri Kecantikan Dunia

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.